Pasar Bolu merupakan pasar yang terunik
yang terdapat di dunia karena sangat berbeda dengan pasar pada umumnya yang ada
di dunia. Sehingga banyak wisatawan ketika berkunjung ke Toraja tidak akan
melewatkan untuk mengujungi pasar tersebut yang diklaim sebagai pasar kerbau
terbesar di dunia.
Pasar Bolu terletak di sebelah Timur
Laut Kota Rantepao yang berjarak sekitar 1,5 Km yang bisa dijangkau dengan
kendaraan dengan waktu tempu sekitar 10 menit.
Hari pasar yang sebelumnya seminggu
sekali atau setiap 6 hari sehingga harinya akan berganti setiap minggu namun kini
telah berubah seiring dengan aturan baru yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah
Kab. Toraja Utara. Hari Selasa dan Hari Sabtu adalah hari yang telah ditetapkan
sebagai hari Pasar sehingga lebih memungkinan untuk wisatawan untuk mendapatkan
kesempatan untuk melihat pasar tersebut.
Di area pasar bolu terdapat pasar
kerbau yang dalam Bahasa Toraja dikenal dengan sebutan Pasa’ Tedong memiliki daya tarik tersendiri karena terdapat ratusan
sampai ribuan jenis kerbau bisa kita dapatkan di sekitar pasar tersebut.
Kerbau-kerbau tersebut diperjual-belikan dengan kisaran harga mulai dari
belasan juta sampai ratusan juta bahkan ada yang sampai miliaran. Kerbau di
Toraja dinilai berdasarkan jenisnya, warna kulit, tanduk, mata, ekor, bulu, tanda-tanda
di badan dan berbagai keunikan lainnya yang dimiliki kerbau tersebut.
Kebau yang ada di Toraja terasa lebih
special dibandingkan dengan kerbau yang ada di luar Toraja karena mempunyai
bentuk fisik yang jauh lebih besar, kekar, gemuk dan terlihat lebih sehat dan
bersih. Khususnya kerbau yang berwarna putih dengan corak hitam dengan motif
yang sangat khusus seperti batik mempunyai nilai tersendiri di mata orang
Toraja.
Dalam
masyarakat Toraja, kerbau punya peranan penting dalam kehidupan mereka
khususnya dalam nilai budaya dan ekonomi. Kerbau atau dalam bahasa Toraja
disebut Tedong merupakan lambang
kemakmuran. Tidak heran jika pada saat upacara adat kematian atau Rambu Solo, kerbau menjadi salah satu
ukuran utama yang harus dikorbankan. Jumlah kerbau yang dikorbankan menjadi
salah satu tolak ukur kemakmuran bagi keluarga yang menyelenggarakan upacara
adat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar